Berani - The 1st Indonesian Children Newspaper -

A tribute for every children in Indonesia - A tribute for my lovely daughters

Anakku terkasih,

Betapa irinya Bunda terhadap kalian berdua, ketika Bunda membaca koran yang diterbitkan khusus untuk kalian.

Betapa bangganya Bunda kepada "segelintir orang" yang berusaha mengajak kalian kembali ke dunia nyata, di tengah hiruk-pikuknya sinetron yang tidak pernah menyentuh sisi kehidupan yang harus kalian jalani nanti, sisi kehidupan yang bernama "kerja keras".

Betapa bangganya Bunda kepada "segelintir orang" yang berusaha mengajak kalian "membaca" di tengah hiruk-pikuknya komik Jepang yang membuat kalian "lupa" untuk mendapatkan nilai yang bagus untuk "pemahaman membaca".

Bunda masih ingat diskusi Bunda dengan teman-teman seangkatan Bunda.

Ketika itu kami mendiskusikan mengenai moral anak Indonesia, betapa irinya kami terhadap anak Asia lainnya yang dapat menentukan gerak langkah mereka, betapa geramnya kami terhadap anak Indonesia yang lebih mementingkan "penampilan" dibandingkan "pengetahuan".

Saat itu kami berusaha mencari penyebab dari sikap acuh tak acuhnya kalian, sikap memandang enteng masa depan kalian, sikap "borjuis" kalian.

Hingga akhirnya kami berkesimpulan bahwa sebagian dari kesalahan itu berpangkal dari diri kami sendiri, memberikan "demokrasi" dengan alasan "melindungi" kalian dari "penderitaan" masa lalu kami.

Paham yang salah, karena saat ini, dunia sudah tak seramah dulu, saat dimana majalah yang ada hanyalah Kuncung, saat dimana sinetron dan internet belum ada, saat dimana buku bacaan yang ada hanyalah "Perjalanan Karl May", saat dimana komik yang ada hanyalah "Ramayana", "Mahabharata".

Masih ingat ketika Bunda membahas liburan kita ke Bali ? Masih ingat apa yang kalian katakan Ketika Bunda bilang bahwa kita akan tinggal di suatu tempat, yang jauh dari kehingarbingaran Kuta, keborjuisan Legian, ke tempat dimana televisi dan bahkan radio pun tidak ada ?

Betapa keras penolakan kalian dan betapa keras keputusan Bunda untuk tidak mengubahnya ?

Bunda sekarang mendapatkan jawabannya, ketika kalian membaca surat kabar yang diterbitkan untuk kalian...

Pertanyaan yang tidak pernah Bunda dapatkan jawabannya ketika Bunda bertanya kepada guru kalian.

Bunda bersyukur sekali hari ini, bersyukur karena kalian akhirnya menyadari bahwa pengetahuan bukan hanya dari membaca buku pelajaran sekolah, membaca bukan hanya komik dan cerita cinta "teenlit"

Bunda bersyukur ketika mendengar pendapat kalian mengenai Paris Hilton yang diminta untuk memerankan Bunda Teresa oleh salah satu sutradara di India.

Bunda bersyukur ketika Bunda mengerti mengapa nilai pemahaman membaca kalian tidak seperti yang Bunda harapkan.

Ah ... masih belum terlambat ...

Andai saja Bunda hidup di zaman ini....

Comments

Popular Posts